-->

Iron Blade (Review)



Iron Blade (Review)


Game dengan grafis yang bisa di katakan sangat memukau. Wajar saja sih, karena game ini di kembangkan oleh developer nomor satu dari game mobile saat ini, Gameloft. Pertama memang grafislah yang membuat saya tertarik untuk mencobanya. Kemudian ternyata gameplay'nya lah yang membuat saya sangat menikmati game ini. Bagi saya unik dan keren, karena baru kali ini saya menjumpai jenis gameplay seperti ini, dengan kontrol yang tidak kalah uniknya juga. 


Iron Blade (Review)

Iron Blade (Review)

Iron Blade (Review)

Ada banyak komentar negatif di kolom komentar Playstore, yang rata-rata tidak suka dengan mekanisme gameplaynya. Menurut mereka seharusnya karakter tidak bergerak otomatis. Cuman selera orang beda-beda ya! tapi yang pasti saya menyukai jenis gameplay dan kontrol dari game ini yang menurut saya mudah dan simple. Apalagi mendukung penggunaan bahasa Indonesia. Yang membuat saya lebih bisa menikmati cerita yang memang tergolong menarik dan seru.

Seperti yang tertulis di atas, karakter bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya secara otomatis. Kontrol hanya bisa dilakukan ketika kita terlibat dalam pertempuran. Dalam game ini layar akan terbagi dalam 2 layar, dimana layar sisi kiri untuk defend dan layar bagian kanan untuk melakukan serangan. Selain melakukan tap, ada beberapa kontrol lainnya, misalnya swipe yang bisa kita lakukan untuk melakukan serangan range dengan panah atau ketika melakukan serangan spesial tertentu. 

Yups, serangan spesial, sebuah serangan atau attack dengan damage lebih besar dengan efek tertentu ke musuh. Misalnya menghancurkan tameng dari musuh, memanahkan panah api ke 3 musuh sekaligus, serangan yang membuat musuh pusing dan lain-lain. Serangan spesial dapat player keluarkan lewat 3 tombol di bawah layar. Dimana tombol tengah adalah memilih jenis serangan selanjutnya.


Iron Blade (Review)

Iron Blade (Review)

Terdapat 2 mode inti dalam game ini yang bisa player mainkan. Yaitu Campaign mode dan benteng. Campaign mode adalah sebiah mode dimana player akan bermain mengikuti jalan cerita atau story dalam game ini, sedangkan benteng adalah mode dimana player akan membuat set pertahanan sebuah benteng sembari spawn/ memproduksi coin tiap waktu berjalan atau menyerang benteng milik player lain untuk dapat menjarah produksi coin yang mereka kumpulkan. Mode benteng, kalau saya tidak salah ingat akan aktif jika level karakter mencapai level 3. 

Grafis tidak usah di ragukan lagi, untuk grafis saya bisa mengatakan jika sangat memuaskan. Apalagi dalam pertempuran ada efek cipratan darahnya dan kadang di sertai sebuah scene cinematik dalam pertempuran, membuat kesan seru layaknya sebuah film action era medieval. Era abad pertengahan terasa sangat kental dengan latar cerita dan tempat yang tersajikan dengan sangat apik.


Iron Blade (Review)

Iron Blade (Review)

Iron Blade (Review)

Iron Blade (Review)

Cerita juga seru, yaitu seputar para Ksatria Templar yang di buru oleh kerajaan karena salah satu penghianat di anggotanya. Nah, player akan berperan sebagai Damien (Namanya mirip bokap teman SD gwa :v , Keren juga nama bokap tuh bocah), seorang ksatria Templar muda di bawah asuhan Jaques. Damien akan bertualang untuk menguak sebuah rahasia yang belum sempat di sampaikan oleh mentornya tersebut. Penyelidikannya akan membawa Damien bertemu dengan para Tamplar lainnya dan mengetahui apa tujuan/ agenda sebenarnya dari si penghianat.


"Full size"

Seperti biasa, untuk game Online yang tersedia gratis di Playstore, kalian bisa langsung menuju Iron Blade di Playstore.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Iron Blade (Review)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel